Perkeluhkan Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg di Manggar Belitung Timur, Masyarakat Cemas Sulit Dagang
Beberapa masyarakat Manggar, Belitung Timur mengeluh kelangkaan gas elpiji bantuan ukuran 3 kg. Keluh kesah itu dikatakan secara langsung oleh satu diantara aktor pemilik rumah makan, yaitu Evi.
Evi akui tiap minggu memerlukan nyaris 12 gas agar bisa mengolah bahan dagangannya tiap hari. “Kami kan dagang lauk tiap hari, dalam satu minggu perlu sampai 12 gas. Tetapi dua minggu ini stock semakin sulit,” tutur Evi, Selasa (8/7).
Evi menjelaskan kelangkaan gas elpiji bukan menjadi hal pertama kali yang dia alami. Walau demikian, menurut dia pemerintahan belum melakukan tindakan untuk lakukan penuntasan.
Karena ada kelangkaan gas ini, cemasnya aktor UMKM tidak bisa jalan sebagaimana umumnya. “Gas itu telah menjadi keperluan khusus buat kami beberapa pedagang kecil, kami bahkan juga bayar di atas harga yang semestinya. Terkadang Rp23 ribu-Rp25 ribu per tabung. Kami cuma cemas usaha kami tidak dapat jalan karena gas sangat jarang,” terangnya.
Dianya mengharap, supaya pemda atau faksi tertentu dapat langsung turun tangani permasalahan ini agar distribusi gas di Belitung Timur lebih rata dan adil.
Diketahui, Pemerintahan Kabupaten Belitung Timur sudah melangsungkan rapat dan penilaian pembagian BBM dan Gas di Ruangan Rapat Kantor Bupati Belitung Timur, pada Senin (7/7). Aktivitas pertemuan yang dibuka secara langsung oleh Wakil Bupati Belitung Timur,Khairil Anwar ini sebagai usaha dalam menanggapi keluh kesah warga berkaitan kelangkaan gas elpiji bersubsidi 3 kg di sejumlah kecamatan yang terdapat di Kabupaten Belitung Timur.
Khairil Anwar menghimbau warga Belitung Timur supaya lebih arif dalam pemakaian gas bersubsidi dan tidak lakukan pembelian di luar alokasinya. “Gas 3 kg dibantu oleh pemerintahan beberapa keperluannya ditujukan untuk rumah tangga kurang sanggup dan aktor usaha micro . Maka prioritaskan yang memiliki hak dahulu, karena kan paketnya ini terbatas, untuk menjaga tersedianya untuk yang betul-betul memerlukan,” tegas Khairil lewat rilisnya, Selasa (8/7).
Dianya menambah, kelangkaan ini bisa disebabkan karena skema distribusi dan ada praktek pembelian melewati keperluan. Faksinya juga terus berusaha bekerjasama dengan Pertamina, Satuan tugas Pangan Polres Beltim, beberapa agen, dan pangkalan gas untuk pastikan distribusi berjalan mulus dan pas target.
“Silahkan ke semua pihak baik barisan camat, kades dan semua pihak berkaitan dan warga untuk ikut memantau pendistrubusian gas disekitaran kita,” terangnya.
Kepala Sisi Perekomian, Pembangunan dan Sumber Daya Alam (Ekbang) Setda Belitung Timur, Tri Astuti Ramadhani Haliza ikut menghimbau warga untuk beli gas di pangkalan sah pada harga ketengan paling tinggi (HET) yang sudah diputuskan pemerintahan, dan tidak tergoda harga tinggi dari retail tidak sah.
“Dengan beli di lajur sah, warga ikut menolong memantapkan suplai dan harga di atas lapangan. Pokoknya jangan panik buying,” katanya.
Tri mengatakan, dalam kurun waktu dekat pemerintahan bersama Satuan tugas Pangan Polres Belitung Timur merencanakan tingkatkan pemantauan distribusi dan mempererat pendistribusian supaya pas target. Untuk masyarakat yang temukan praktek penumpukan atau penyelewengan distribusi, diharap selekasnya lapor ke faksi berkuasa.